Menulis Ala Lulu
Menulis Adalah Berbicara.
Berbicara melalui kata-kata adalah pilihan
tepat bagi orang yang kurang memiliki retorika berbicara dengan baik seperti
saya, hingga pada saatnya menemukan jalan dari apa yang saya keluhkan selama
ini. Saya mengenal dunia menulis sejak lima tahun lalu, kemudian beberapa karya
dari gerakan jemariku telah berhasil tembus media cetak maupun online. Menulis
adalah alat bagi saya untuk berbicara lebih banyak kepada dunia.
Tujuan utama saya menulis adalah untuk bisa saling
berbagi kepada para pembaca. Saat
menuliskan non fiksi, tujuan saya adalah berbagi dengan memberikan informasi
yang bermanfaat kepada pembaca. Kemudian saat menuliskan karya fiksi, tujuan
saya adalah memberikan amanat atau pesan yang terkandung dalam tulisan-tulisan
fiksi, seperti cerpen dan puisi. Sehingga pembaca karya fiksi saya tidak akan
mendapatkan manfaat hiburan saja, melainkan akan mendapatkan pelajaran yang
bisa diambil di dalamnya.
Proses Kreatif Menulis Ala Lulu
Pada kesempatan ini, saya dengan nama pena dan
lebih akrab dipanggil Lulu Erzed akan berbagi beberapa langkah yang
sering saya gunakan untuk menghasilkan suatu karya tulis. Berikut langkah,
tips, trik, dan sekilas info singkat dari “Proses Menulis Ala Lulu”:
-
Memperbanyak Wawasan
Untuk menjadi penulis hebat, tentunya butuh
membaca dan wawasan pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas tidak hanya
bisa kita dapatkan di bangku sekolah, kuliah, atau bahkan jalan-jalan keliling
dunia. Pengetahuan dan wawasan yang luas dapat kita dapatkan darimana saja.
Pandai-pandai lah melihat keadaan sekitar dan menjadikan apa yang kita lihat
sebagai pelajaran, pengetahuan, dan wawasan.
-
Mengikat Ide dengan Pena
Ide memang liar, seringkali datang dan pergi
begitu saja. Saat tiba-tiba ide datang harus langsung cepat-cepat diikat.
Mengikatnya pakai apa? Tentu saja memakai alat tulis, bisa mengunakan pena dan
kertas atau pada era teknologi sekarang ini akan lebih mudah menuliskannya di
gadget. Namun saya pribadi lebih menyukai menuliskan di kertas, kalau memang
tidak dalam keadaan genting. Karena menuliskan di kertas akan lebih mudah dalam
mencoret-coret sesuai apa yang sedang terlintas di pikiran.
Ada sedikit tips: untuk para penulis yang
termasuk orang pelupa seperti saya ini, harus cepat-cepat sigap dan tanggap
pada ide sekecil apapun untuk segera menuliskannya. Karena ide itu mahal dan
tidak bisa diprediksikan kapan datangnya, maka akan sangat disayangkan jika ide
hilang begitu saja.
-
Mendapatkan Sumber Ide
Sumber ide bisa datang dari mana saja. Bisa
dari apa yang kita lihat, dengar, bahkan juga dari apa yang kita rasakan. Semua
kejadian atau situasi keadaan yang sedang ada di depan indera kita pun bisa
jadi memunculkan suatu ide tulisan.
Mendengar menjadi sumber ide bisa kita
dapatkan saat sedang mengobrol dengan orang lain atau saat curhat dengan teman.
Seringkali saya terlintas banyak ide ketika sedang berbicara atau sharing
cerita dengan siapapun itu.
-
Membuat outline
Hal yang terpenting bagi saya setelah
mendapatkan ide adalah membuat coretan outline atau garis besar apa yang akan
saya tulis. Biasanya dalam membuat outline ini lagi-lagi sangat membutuhkan
kertas dan pena, karena bagi saya akan lebih mudah.
Menulis karya fiksi maupun non fiksi sangat
membutuhkan outline, karena akan sangat memudahkan dalam proses penulisan
karya, sekalipun dalam penulisan puisi. Dengan membuat outline, akan
meminimalisir kekurangan atau terlupa pada bagian-bagian yang akan ditulis
karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
-
Menyiapkan Judul
Pada saat para penulis lain yang rata-rata
mereka menciptakan judulnya di akhir setelah keseluruhannya jadi, berbeda
dengan saya yang seringkali menyiapkan judul di awal sebelum saya memulai menulis
keseluruhan. Ide judul seringkali datang lebih awal, juga bagi saya judul
tersebut akan mampu membatasi cerita atau tulisan saya supaya tidak melebar
kemana-mana, disamping sudah ada outline yang telah dibuat.
-
Membuktikan kebenaran
Setelah mendapatkan ide dan membuat outline
yaitu membuktikan kebenaran atau dengan membuat riset kecil. Menulis yang
realistis sekalipun yang sedang ditulis adalah karya fiksi. Karena dengan menulis
sesuatu yang realistis, akan membuat pembaca tertarik dan memberikan nilai
lebih pada karya kita dan seolah-olah karya fiksi yang sedang dibuat adalah
kisah dengan imajinasi yang logis.
-
Menyunting atau Edit Naskah
Setelah tulisan jadi, Sebelum karya dikirimkan
atau dipublikasikan saya selalu membaca
ulang tulisan secara keseluruhan dan teliti. Menyunting naskah di sini
bertujuan agar memperbaiki apabila ada salah dalam penulisan atau penambahan
kalimat, sehingga tulisan akan lebih baik dan lebih enak dibaca.
- Meminta Komentar
atau Saran dari Pembaca Terdekat
Penilaian sebelum tulisan atau naskah dibaca
lebih banyak orang, seringkali saya lakukan. Dengan meminta kerabat, teman,
sahabat, atau siapapun orang terdekat saya untuk membacanya. Karena komentar
dan saran sangat dibutuhkan untuk perbaikan sebelum tulisan kita dinikmati oleh
banyak pembaca. Tips: Jangan pernah malu untuk dibaca orang.
Sekian dari Lulu Erzed, begitulah
sedikit proses kreatif yang dapat saya tuliskan pada kesempatan ini. Dengan
harapan tulisan ini mampu memberikan tambahan wawasan
kepada teman-teman semua untuk mengiringi proses menulis kalian.
Salam kreatif!
0 Comments