“Dadi bocah wedok iku kudu cerdas, kutho, trengginas”, begitu kalimat yang sering dinasihatkan Ibu Nyai kepada kami.
Sifat cerdas yang dimaksudkan di sini adalah menjadi perempuan itu harus
bisa cerdas, pintar dan mampu dalam segala hal.
Kutho atau kota, bermakna tidak berpikir tertinggal atau kolot. Menjadi
perempuan itu harus bisa berpikir maju dan tidak tertinggal atau selalu mengikuti
perkembangan zaman, terlebih beliau juga selalu menekankan kepada santriwati
agar selalu berpikir modern dan tidak kagetan dalam menghadapi suatu
problematika yang ada.
Trengginas yaitu terampil atau kreatif. Bahwa menjadi perempuan itu tidak
boleh lemah, harus menjadi perempuan yang giat, ulet, cekatan, mandiri, dan
penuh inovasi.
Siapa Ibu Nyai Durroh Nafisah?
Beliau putri keempat dari Kiai Ali Maksum dan Nyai Hasyimah Munawwir. Kelahiran Bantul, 18 Agustus 1954. Di usia yang
sudah menjelang lanjut, beliau tetap terlihat muda dan sangat bersahaja. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Komplek
Hindun-Annisah dan Beyt Tahfidz An-Nafisah. Satu-satunya putri beliau yaitu Ning Hindun-Annisah, pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri.
Nama Nafisah sendiri diberikan oleh Ayahandanya, Mbah Ali Maksum dengan
maksud supaya nantinya Nafisah ini menjadi seorang ulama perempuan seperti Sayyidah
Nafisah, seorang ulama perempuan yang merupakan sang guru dari Imam Syafi’i.
Benar bahwa Nyai Nafisah sampai saat ini telah berhasil menjadi sosok
inspiratif bagi siapa saja yang mengenalnya, terlebih bagi santri-santri yang
dalam kesehariaannya bersama beliau, seperti saya ini. Kepribadiannya yang luar biasa dan sangat
pantas disebut sebagai ulama perempuan.
Kepada Santri
Selain petuah yang sering disampaikan di atas, masih banyak sekali nasihat-nasihat
beliau yang sering dituturkan kepada para santrinya. Terlebih dalam hal menjaga
Kalam Allah, cucu Kiai Munawwir Abdullah Rasyad ini tidak pernah bosan dan
selalu memotivasi santri untuk jangan sampai pernah lepas dari Alquran
dimanapun berada. Prinsipnya, tidak perlu mengejar duniawi, namun ketika
telah menomorsatukan Alquran, maka prestasi dan perihal keduniaan lainnya
akan turut menyertai.
Memotivasi dan selalu mendukung santri mengikuti perlombaan sebagai wujud
pengembangan diri. Beliau selalu mendukung para santriwati yang akan mengikuti
lomba dalam bidang apapun, asal tidak menyepelekan Alquran. Bahkan setiap santri izin
untuk mengikuti suatu perlombaan baik akademik maupun non akademik, beliau selalu memberikan izin. Dengan harapan supaya menjadi perempuan itu
tidak hanya bisa mengaji dan belajar saja, tetapi juga mempunyai bakat dan
keterampilan lain yang bisa dikembangkan dan akan bermanfaat di lingkungan
masyarakat.
Demikian nyata dapat kita lihat keberhasilan beliau dalam mendidik Ning Hindun Annisah, putrinya yang sekarang telah dikenal sebagai ulama perempuan,
aktivis gender, dan menjadi perempuan yang dikagumi banyak orang,
baik di kancah nasional maupun internasional. Tentunya keberhasilan putrinya
tersebut tidak lepas dari hasil didikan sang ibunda yang hebat, dan menjadikan
putrinya sebagai perempuan luar biasa dan serba bisa.
Pribadi Nyai Nafisah
Perihal tentang kerapian, kebersihan, dan keindahan adalah satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Nyai Durroh Nafisah adalah sosok perempuan
yang selalu mengajarkan santrinya perihal tersebut. Apalagi sebagai perempuan,
prinsip beliau adalah perempuan harus selalu tampil rapi, bersih, rapi, dan
tidak kotor atau jorok. Seperti: seragam ngaji harus selalu wangi, kebersihan
dan kerapian asrama, sampai-sampai jika terlihat sampai satu helai pun harus
dibersihkan. Tidak heran jika dalam setiap harinya beliau selalu terlihat rapi.
Memanusiakan manusia dan sikap toleransi beragama adalah hal yang sering
kami lihat dalam kesehariannya, selalu menghormati dan memuliakan siapa saja
yang berada di depannya dan dari kalangan manapun. Tidak jarang juga
teman-teman beliau adalah perempuan non-muslim dan beliau tetap selalu
menghargai setiap orang di dekatnya.
Kedermawanannya, penyayang, perhatian kepada setiap santri, dan bahkan
beliau sangat hapal setiap nama santri-santrinya. Dengan demikian setiap santri
selalu merasa dekat dengannya. Begitulah sosok Nyai Durroh Nafisah yang menjadi idola setiap santri dan perempuan-perempuan
yang mengenal beliau.
Semoga beliau senantiasa diberi kesehatan dan keberkahan umur panjang. Aamiin.
Semoga beliau senantiasa diberi kesehatan dan keberkahan umur panjang. Aamiin.
0 Comments