Di tahun ini terlalu banyak semoga yang dipanjatkan mereka. Semoga, yang disemogakan mereka adalah harapan tulus untuk ketetapan maupun perubahan menuju baik bagi diri saya.
Semoga-semoga yang disemogakan mereka adalah doa sekaligus tanggungan untuk saya. Sebagai doa, semakin ringan pula saya menuju hal baik yang mereka semogakan. Sebagai tanggungan, bagaimana jika saya tidak mampu memenuhi beberapa bagian dari harapan yang mereka semogakan?
Semoga-semoga yang mereka panjatkan, senantiasa saya aminkan.
Di tahun ini, semoga yang saya panjatkan sendiri tidak banyak. Semoga
saya, hanya ingin sehat selalu jiwa raga, dan semoga selalu dikelilingi dan
dikumpulkan dengan orang-orang baik, seperti mereka yang memberikan semoga baik
kepada saya.
Hanya dengan sehat jiwa raga, tersebut yang akan menjadi kekayaan dan
kekuatan terbesar yang saya miliki untuk menuju semoga-semoga yang mereka
panjatkan. Tanpa sehat jiwa raga, saya tidak akan berdaya apa-apa.
Jiwa adalah roh manusia, segala kehidupan batin, pikiran, dan yang akan
mengolah raga saya untuk tetap berdiri, berjalan, hingga berlari. Tanpa jiwa dalam
keadaan sehat, semua semoga-semoga itu hanya angan dan tidak akan berarti. Begitu
seterusnya, sampai semoga-semoga baru yang akan dipanjatkan mereka di tahun
depan.
Iya, kalau semoga-semoga itu berganti dengan semoga-semoga yang baru. Berarti saya telah berhasil mencapai semoga-semoga di tahun ini. Lantas, kalau tidak? Kalau masih dengan semoga yang sama?
Semoga saya mampu mewujudkan semoga-semoga yang kalian panjatkan dan
saya aminkan hari ini.
Selamat datang, 22.